Laporan Praktikum Jaringan Komputer Lanjut
1.
Tujuan
Setelah
menyelesaikan modul ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1.
Menganalisa dan merancang Line of Sight
komunikasi wireless
2.
Menganalisa
kualitas komunikasi dengan analisa Link Bugdet
3.
Membuat
desain perancangan infrastruktur wireless MAN
4.
Mampu
membangun dan melakukan konfigurasi perangkat jaringan wireless
2.
Dasar
teori
Jaringan Komputer
secara umum ada 4 macam, yaitu LAN (Local Area Network), MAN (Metropolitan Area
Network), WAN (Wide Area Network) dan Internet.
MAN pada dasarnya
merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan
teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan
yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara,
bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.
Wireless Metropolitan Area Network merupakan
pengembangan dari teknologi yang digunakan pada Local Area Network. WMAN
memungkinkan kita untuk terkoneksi ke jaringan melalui jaringan wireless
seperti pada Local Area Network. Alat – yang digunakan sebagai perangkat
jaringan Wireless MAN telah memiliki standarisasi dari IEEE yaitu IEEE 802.11
dan 802.16. Menurut standar yang di buat oleh IEEE ini setiap user bisa menggunakan jaringan dengan berbagai perangkat
koneksi, karena perangkat WMAN yang telah distandarisasikan oleh IEEE ini
melayani multiple service dari perangkat apapun yang support dengannya.
Dengan menggunakan
Wireless MAN suatu perusahaan yang menyediakan layanan jaringan, dapat
mengurangi biaya pembuatan jaringan mereka, karena untuk level MAN, biaya
instalasi jari ngan dengan wireless lebih efisien dibanding dengan menggunakan
jaringan kabel seperti Fiber Optic dan sebagainya.
Gambar 1 Wireless MAN (WMAN)
Konsep Dasar
Perencanaan Link Transmisi
Perencanaan
link transmisi pada sistem komunikasi merupakan proses dalam merancang lokasi,
tipe-tipe perangkat transmitter, receiver, antena, penentuan diameter antena,
pemilihan frekuensi, rute transmisi (link), LOS (Line Of Sight) dan Link
Budget.
Tahapan Proses Perancangan
Gambar 2Tahapan Proses
Perancangan Wireless MAN
Perancangan ini
dilakukan dalam 3 tahap yaitu :
1. Pengumpulan Data
2. Analisa
3. Desain
Secara detail
langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pengumpulan
data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan : Studi pustaka
2.
Analisa
A. Analisa
Line of Sight (LoS)
Survei LoS bertujuan untuk melakukan
verifikasi posisi dari perangkat Transmitter dan
Receiver di lapangan apakah sudah memenuhi kaidah LoS.
Kondisi LoS adalah kondisi tampak pandang antar site tanpa adanya obyek
penghalang (obstacle) dari jalur
sinyal tower.Analisa ini dilakukan untuk merekomendasikan tempat (site) calon lokasi tower yang menjadi
alternatif link serta memperoleh gambaran path profile dari jalur-jalur
alternatif.
Survei LoS dapat di
implementasikan dengan melakukan survei topografi. Survei topografi terdiri
daribeberapatahap yaitu :
a) Survei lokasi
Survei lokasi bertujuan untuk menentukan
alternatif-alternatif titik awal dan titik akhir. Serta memperhatikan apa saja
yang menjadi penghalang-penghalang (obstacles) diantara kedua site tersebut.
b) Study Map
Tujuan
pokok dari study map adalah untuk mendapatkan path profile dari
ketinggian diatas permukaan bumi kemudian ditambah dengan ketinggian
obyek-obyek dibumi yang diperoleh dengan cara survei GPS dan atau melalui
aplikasi map.
Peta yang digunakan dalam study map ini
adalah peta Google Earth. Pada peta Google Earth dilakukan penandaan titik awal
dan titik akhir jalur serta identifikasi obstacle-obstacle
yang ada pada kedua site tersebut. Data yang diperoleh adalah jarak, lintang,
bujur, elevasi dari titik-titik tersebut.Selain itu dilakukan juga marking terrain yaitu penandaan
titik-titik sepanjang jalur (misalnya setiap 100 m) untuk
mendapatkan gambaran ketinggian bumi. Hasil path profile dari study map ini akan
dianalisa lebih lanjut untuk analisa LoS menggunakan aplikasi Pathloss.
c) Survei GPS
Survei GPS merupakan survei yang dilakukan untuk melakukan verifikasi data (jarak, lintang, bujur,
elevasi) alternatif-alternatif titik awal, akhir dan obstacle-obstacle yang
teridentifikasi pada bagian study map.
d) Perhitungan
Fresnel Zone
Menghitung Fresnel Zone Clearance untuk memperoleh gambaran
Line of Sight dan perkiraan ketinggian minimal yang perlu di sediakan agar
antenna dapat bekerja dengan baik.
Gambar 3. Daerah
Fresnel yang memenuhi LoS
e) Penentuan
ketinggian antena
Dengan menggunakan path profile
serta tinggi antena hasil analisa menggunakan aplikasi Pathloss dan perhitungan
manual, maka profile LoS link antar kedua site dapat
diperoleh.
Gambar 4. Perencanaan Tinggi
Antena
B. Analisa Link Budget
Link budget merupakan suatu metode
perhitungan kualitas komunikasi dalam mendesain sebuah sistem komunikasi untuk
menentukan apakah sebuah link transmisi layak atau tidak.
Untuk menghitung link budget dapat
menggunakan aplikasi yang salah satunya adalah software Pathloss. Software
Pathloss merupakan software yang digunakan untuk melakukan RF Planning.
Pathloss merupakan modal utama dalam analisa dan desain link budget pada sistem
telekomunikasi.
Beberapa hal yang dapat dilakukan menggunakan Software
Pathloss pada penelitian ini adalah :
□
Membuat link profile propagasi
□
Kalkulasi performa link
□
Optimasi ketinggian antena
□
Impor/export data manual dari proses study map (Google
Earth) melalui format text
Untuk
dapat menghitung link, perlu memasukkan parameter-parameter komunikasi dan
spesifikasi perangkat sebagai berikut, yaitu :
1. Jarak (d)
antara antenna pemancar (Tx) dengan antenna penerima (Rx).
2. Frekuensi
antenna pemancar dan antena penerima.
3. TX Power,
merupakan daya dari perangkat transmitter yang akan
kita gunakan.
4. TX Cable
Loss, merupakan loss atau kerugian sepanjang kabel yang
digunakan.
5. TX Antenna
Gain merupakan penguatan daya dari antenna
yang digunakan.
6. RX Antenna
Gain merupakan penguatan daya yang dihasilkan dari
antenna penerima.
7. RX cable Loss
sebenarnya hampir sama dengan Tx kabel loss, hanya saja ini terjadi pada daerah
penerima atau antenna penerima.
8. RX
Sensitivity merupakan sensitivitas dari antenna penerima dalam hal menangkap
sinyal dari antenna pemancar.
Pada
analisa link budget akan diperoleh :
a)
Free
Space Loss
Menentukan free space loss untuk menghitung besarnya redaman ketika sinyal
merambat ke udara.
b)
Effective
Isotropic Radiated Power (EIRP)
Perhitungan Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) untuk menentukan daya
maksimum gelombang sinyal mikro yang keluar pada transmitter antena.
c)
System
Operating Margin (SOM)
Perhitungan System Operating Margin (SOM) dilakukan untuk meyakinkan bahwa
sistem yang dirancang akan bekerja secara benar.
Analisa
Link Budget dilakukan dengan dua cara yaitu :
a)
Perhitungan
Manual
b)
Perhitungan
dengan menggunakan Software Pathloss
Dengan software tertentu seperti Pathloss, GlobalMapper, ataupun Radio
Mobile penentuan tinggi antenna dapat dicari.
Dengan hasil data study map dan survey GPS seperti
penjelasan diatas dimasukkan dalam software
tersebut maka dapat dikalkulasikan tinggi antena yang
dianggap LoS pada jaringannya.
Gambar 5 Diagram alir proses perhitungan link
Budget dengan Aplikasi Pathloss
Gambar 6 Data Topografi Kontur Bumi dan Penghalang
Gambar 7 Kontur Bumi berdasarkan Data Topografi dan
Penghalang
Gambar 8 Kondisi
LOS dengan Pengaturan Ketinggian Antena dan Freznel Zone Clereance
Perhitungan Link Budget
Link budget merupakan sebuah cara untuk menghitung mengenai semua
parameter dalam transmisi sinyal, mulai dari
gain dan losses dari Tx sampai Rx melalui media transmisi. Dalam hal ini
perhitungan dengan media transmisi Wifi.
Link merupakan parameter dalam merencanakan suatu jaringan yang
menggunakan media transmisi berbagai macam. Link
budget ini dihitung berdasarkan jarak antara transmitter (Tx) dan receiver
(Rx). Link budget juga dihitung karena adanya penghalang antara Tx dan Rx
missal gedung atau pepohonan. Link
budget juga dihitung dengan melihat spesifikasi yang ada pada antenna.
Saat proses transmisi data terjadi melewati
ruang udara bebas, timbul redaman berupa free
space loss(FSL) yang mengakibatkan adanya penurunan daya gelombang radio, yang dipengaruhi oleh besar frekuensi dan jarak antara titik pengirim dan
penerima.
FSL =
92,45 + 20 log D + 20 log f (2)
dimana :
FSL = Loss pada Free Space (dB)
D = Jarak antara pemancar dan penerima (km)
f = Frekuensi (GHz)
Perhitungan selanjutnya adalah untuk memastikan
bahwa level daya penerimaan lebih besar atau sama
dengan level daya threshold (RSL ≥ Rth)agar sinyal cukup kuat untuk
diterima receiver denganb aik. Perhitungan
diawali dengan menghitung besaran yang
menyatakan kekuatan daya pancar antenna berupa EIRP (Effective
Isotropic Radiated Power), yang dapat
dihitung dengan rumus :
EIRP = Ptx + Gtx – Ltx (3)
dimana :
PTx = daya
pancar (dBm)
GTx = gain antena pemancar (dBi)
LTx = besarnya losses pada pemancar (dB)
Setelah menghitung FSL dan EIRP, kemudian
menghitung System Operating Margin (SOM) untuk meyakinkan bahwa sistem yang
dirancang akan bekerja secara benar. Pada dasarnya System Operating Margin
(SOM) menghitung selisih antara sinyal yang di terima dengan sensitifitas
penerima, yang dapat dihitung dengan rumus :
SOM = Rx
signal level – Rx sensitivity/treshold (4)
dimana :
Rx signal level = Tx power – Tx cable loss
+ Tx antenna gain – FSL+ Rx antenna gain – Rx cable loss (5)
Gambar 9. Hasil Perhitungan Link Budget Aplikasi
Pathloss
3.
Alat & Bahan
·
2 Unit
PC
·
Software
Google Earth
·
Software
Pathloss 4.0
·
Software
Ms.Excel
·
Access
Point Outdoor
·
Kabel
UTP
4.
Langkah Kerja
Langkah 1
·
Survei Lokasi
·
Study Map, Survei GPS
·
Perhitungan Fresnel Zonedan
·
Penentuan Ketinggian Antenna
1)
Penentuan
titik lokasi koordinat pada aplikasi Google Earth dari dua titik lokasi yang
jarak lokasi yang berbeda. Kemudian ditarikkan garis ruler sebagai penghubung
antar kedua lokasi sehingga jumlah jarak kedua lokasi dapat mudah diketahui. Pada percobaan ini yang akan kami titik
yang kami gunakan yaitu Rumah Sandi dan Rumah Wiwink.
Kemudian dilanjutkan
dengan melihat elevation dari setiap lokasi yang dilintasi ruler tersebut. Hal
ini berguna untuk melihat ketinggian topografi bumi.
Analisa : Gambar
diatas menunjukan bentuk topografi yang dilalui garis
pada aplikasi Google Earth antara titik dari Rumah Sandi sampai dengan titik di Rumah Wiwink. Dari penarikan garis
tersebut terlihat tinggi rendahnya tanah yang dilalui. Jarak antar ke dua titik ini adalah 3,83 Km.
2)
Memasukkan
data elevation tiap 100 meter (elevation
tiap 100 meter ) pada aplikasi Ms.Excel. data tersebut nanti akan di konfersi bentuk
.txt dan akan diinput pada terrain data di
pathloss untuk menampilkan kontur bumi berdasarkan data topografi dan nantinya
akan diberikan penghalang.Hasil convert ke pathloss terrain data dan diberikan
penghalang.
Analisa : data
elevation untuk setiap jarak yang diperoleh dari study maps diperoleh bentuk
diatas. Obyek penghalang yang kami amati berada pada bagian tengah dari antara Rumah Sandi dan
Rumah wiwink.
3)
Masukkan
data pada summary pathloss seperti yang ditunjukkan dibawah ini.
Analisa :
Latitude adalah
garis yang melintang di antara kutub utara dan kutub selatan, yang
menghubungkan antar sisi timur dan barat bagian bumi. Sedangkan longitude
adalah garis yang membujur yang menghubungkan antara sisi utara dan sisi selatan
bumi (kutub). Latitude dan langitude
berfungsi untuk memudahkan pencarian titik koodinat dimana kita berada atau
lebih jelasnya alamat seseorang berada. Angka latitude dan langitude kita peroleh dari study maps pada aplikasi Google
Earth. Angka latitude untuk Rumah Sandi
latitude 05 08 08 28 S, langitude 119 28 48.04 E, dan untuk Rumah Wiwink yakni latitude 05 09 37.55 S, longitude 119 27 21.67 E. True
Azimuth muncul secara otomatis
setelah dimasukkan data latitude dan longitude. Azimuth adalah sudut horizontal
yang diukur searah jarum jam dari garis dasar utara. Dalam menghitung true
azimuth true, maka kutub utara bumi dianggap sebagai titik azimuth 0º, sedangkan
kutub selatan bumi dianggap sebagai titik azimuth 180º. Jarak dari Rumah Sandi ke Rumah Wiwink
adalah ±3,83. Elevation didapat dari titik ketinggian pertama (transmiter) dan
titik akhir(receiver). Tower antena Radio Model yang digunakan adalah merek TP-LINK TL-WA7210G.
Radio model ini yang akan menjadi perangkat transmiter dan receiver dengan ±5 Km jaringan jarak jauh.
4)
Menetukan
ketinggian antenna.
Analisa : ketinggian
antenna menjadi sangat penting dalam membangun jaringan WMAN karena akan
mempengaruh terhadap pengiriman signal. Pada gambar diatas memiliki antenna
yang cukup tinggi dari sisi penerima karena dipengaruhi oleh elevation(tinggi) topografi bentuk bumi. Meskipun, elevation disisi
transmitter cukup rendah dari sisi penerima akan tetapi elevation ini yang akan ditambah dengan
ketinggian penghalang yang ada beserta ketinggian bangunan dari kedua titik
lokasi. Ketinggian antenna berpengaruh terhadap loss signal dan dapat dilihat
pada multipath bentuk pancaran sinyalnya.
5)
Kemudian
pada worksheets, tentukan antenna yang akan digunakan baik dari sisi transmiter
maupun receiver.
Analisa
: Tampilan pada menu module workdheets.
Analisa
: Model antena didapat dari model antena yang akan kita gunakan. Tinggi antena
pada transmitter(Rumah Sandi) lebih tinggi dari pada receiver(Rumah Wiwink)
karena berdasarkan elevation(tinggi) dari permukaan topograpi, rumah riswandi
lebih tinggi dari pada rumah hermansyah. Antenna Gain
merupakan penguatan daya dari antenna yang digunakan. Antena gain
didapat dari spesifikasi radio yang digunakan. Sedangkan untuk True azimuth dan
Vertical angle didapat seraca otomatis setelah mengisi tinggi antena dan antena
gain.
Analisa : Transmission
Line TR-TR yang mana jenis kabel yang akan digunakan untuk antena beserta
panjang kabel dari antenna ke ruang kontolnya. Panjang kabel yang
digunakan tergantung dari tinggi antena yang digunakan. TX Cable
Loss, merupakan loss atau kerugian sepanjang kabel yang
digunakan.
Analisa : TX Power, merupakan daya dari perangkat
transmitter yang akan kita gunakan. TX Power didapat pula dari
spesifikasi radio yang digunakan. RX threshold merupakan level daya
penerimaan lebih besar atau sama
dengan level daya (RSL ≥ Rth) agar sinyal
cukup kuat untuk diterima receiver dengan baik. RX threshold
didapat pula dari spesifikasi dari radio yang digunakan.
Analisa : Frequensi didapat dari spesifikasi radio
yang digunakan, spesifikasi yang terdapat pada radio dengan satuan GHz, oleh
karena itu dalam Pathloss satuan frequensi yang digunakan adalah satuan MHz.
6)
Pada
menu module, pilih multipath maka akan muncul tampilan dibawah ini:
Analisa : ketinggian antenna yang sebelumnya menghasilkan
pancaran sinyal ke penerima seperti diatas dimana bentuk topografi dan gedung
penghalang tidak menyentuh sinyal karena tingginya pemasangan antenna dan
mengurangi loss sinyal. Pada pancaran sinyalnya, bagian ini di gedung tingginya
akan menyebabkan loss sinyal tapi dibandingkan dengan menambahkan tinggi tower,
bisa membuat kerugian. Dengan kata lain sinyal loss ini tidak apa apa, karena
bandingkan sinya yang terkena gedung dengan pancaran sinyalnya yang
dipancarkan, lebih banyak yang pancaran sinyal yang tersebar dibandingkan
sinyal lossnya.
7)
Selanjutnya,
melihat hasil print data untuk melihat Freznel zone
Analisa : pada
gambar diatas diperoleh freznel zone dari dua lokasi. Menghitung Fresnel Zone Clearance
untuk memperoleh gambaran Line of Sight dan perkiraan ketinggian minimal yang
perlu di sediakan agar antenna dapat bekerja dengan baik. Antenna diatas dapat bekerja dengan
baik karena daerah freznel zone secara simulator masih jauh dari penghalang dan
topografi wilayah. Dan kemungkinan memenuhi loss lebih sedikit akan tetapi
untuk loss sinyal dengan jarak pengiriman sinyal jarak jauh tidak bias
dihindari karena panjang kabel yang digunakan juga mempengaruhi loss.
Data Hasil Percobaan
Ø Spesification Antenna
Antenna Specification
|
Cable Specification
|
||
Merk
|
TP link
|
Merk
|
UTP
|
Type
|
TL-WA7210N
|
Type
|
Directional
|
Polarization
|
Vertical or Horizontal
|
Loss Cable/100m
|
5.63
|
Frequency Band
|
2.4 GHz
|
Length Cable Tx
|
29.50 m
|
Gain
|
12 dbi
|
Length Cable Rx
|
32.50 m
|
Ø
TX-RX
Transmitter
|
Receiver
|
||
Tx Power (dBm)
|
26 dBm
|
Rx Threshold
|
-80 dBm
|
Antenna Gain
|
12 dBi
|
Antenna Gain
|
12 dBi
|
Cable Length
|
29.50 m
|
Cable Length
|
32.50 m
|
Cable Loss
|
1.66 dB
|
Cable Loss
|
1.83 dB
|
Ø
Radio
Model
Menentukan Radio Model untuk antenna. Disini, kami
menggunakan radio model merk TP-Link berikut spesifikasinya:
5. PERHITUNGAN
LINK BUDGET
Komponen
|
Data Pathloss
|
Perhitungan Manual
|
Effective Isotropic Received Power (EIRP)
|
36,24 dBm
|
36,24 dBm
|
Free Space Loss (FSL)
|
111,67 dB
|
111,45 dB
|
Receive Signal Level (RSL)
|
-65,38 dBm
|
-65,14
dBm
|
System Operating Margin (SOM)
|
(-65,14)
- (-80) = 14,86 dBm
|
·
FSL = 92,45 + 20 Log D + 20 Log f
= 92,45 + 20 Log 3,8 + 20 Log 2,4
= 92,45 + 11,4 + 7,6
= 111,45 dB
·
EIRP = Ptx + Gtx – Ltx
= 26 + 12 – 1,76
= 38 – 1,76
= 36,24
dBm
·
Rx
signal level = Tx power – Tx cable loss + Tx antenna gain – FSL+ Rx antenna
gain – Rx cable loss
RSL = 26 – 1,76 + 12 –
111,45 + 12 – 1,93
= -65,14
·
SOM = RSL -
RX Sensitivity
= - 65,14 - (-80 dbm)
= 14,86
Analisa : dari hasil perbandingan perhitungan Link Budget
baik perhitungan secara otomatis dan manual diperoleh hasil yang hampir sama. FSL
yang diperoleh secara otomatis 124,33 dB karena jarak antar kedua titik cukup
jauh dengan melewati ruang udara sehingga mengalami penurunan daya gelombang
radio. Dan juga frekuensi yang digunakan cukup besar yaitu 5,85 GHz.